Penjelasan mengenai Tari Rejang Renteng oleh Ibu Dayu Diastini, pakar dan peneliti Tari Rejang Renteng, saat menjadi juri Lomba Tari Rejang Renteng dalam Pentas Olahraga dan Seni (PORSENI) Desa Mas pada tanggal 24 Mei 2019, bertempat di panggung terbuka Lapangan Desa Mas.
Tari Rejang Renteng adalah jenis Tari Rejang yang berasal dari Bali. Tarian ini merupakan pengembangan dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali pada tahun 1999 yang terinspirasi dari tarian Renteng di Banjar Adat Saren, Desa Pekraman Mujaning Tembeling, Desa Dinas Batu Madeg, Dusun Saren Satu, Nusa Gede.
Tarian ini tidak dapat dilombakan ataupun digunakan secara komersil karena merupakan jenis tarian sakral yang digunakan untuk upacara Dewa Yadnya di Pura.
Tari Rejang Renteng memberikan makna kepada semua orang yang ada di bumi ini untuk melepas ego pribadi. Setiap orang harus mencapai bagian terbaik dan harus menyamakan ritme dengan orang lain di lingkungannya, tanpa ada rasa iri dan dengki, tanpa saling mendahului (tanpa persaingan), sehingga menjadi pribadi penuh kasih dan siap saling membantu menuju jalan yang diberkati Tuhan.
Tari Rejang Renteng memiliki makna renta atau tua yang merupakan tarian sakral yang ditarikan pada saat wali atau piodalan di Pura Dalem Ped, setiap piodalan harus ngayah, kalau di pura yang lainnya harus dipendak. Tarian ini ditarikan oleh para pemangku dan para wanita yang sudah menikah.
Gerakan tarian yang ada di dalam Renteng tersebut ada pada pengawak saja dan itupun gerakannya dilakukan berulang-ulang membentuk pola lantai lurus ke belakang dengan jumlah ganjil, berputar membentuk lingkaran dengan gerakan yang sederhana yang diulang-ulang sampai terakhir menuju ke luar pura.
Tari Rejang Renteng adalah jenis Tari Rejang yang berasal dari Bali. Tarian ini merupakan pengembangan dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali pada tahun 1999 yang terinspirasi dari tarian Renteng di Banjar Adat Saren, Desa Pekraman Mujaning Tembeling, Desa Dinas Batu Madeg, Dusun Saren Satu, Nusa Gede.
Tarian ini tidak dapat dilombakan ataupun digunakan secara komersil karena merupakan jenis tarian sakral yang digunakan untuk upacara Dewa Yadnya di Pura.
Tari Rejang Renteng memberikan makna kepada semua orang yang ada di bumi ini untuk melepas ego pribadi. Setiap orang harus mencapai bagian terbaik dan harus menyamakan ritme dengan orang lain di lingkungannya, tanpa ada rasa iri dan dengki, tanpa saling mendahului (tanpa persaingan), sehingga menjadi pribadi penuh kasih dan siap saling membantu menuju jalan yang diberkati Tuhan.
Tari Rejang Renteng memiliki makna renta atau tua yang merupakan tarian sakral yang ditarikan pada saat wali atau piodalan di Pura Dalem Ped, setiap piodalan harus ngayah, kalau di pura yang lainnya harus dipendak. Tarian ini ditarikan oleh para pemangku dan para wanita yang sudah menikah.
Gerakan tarian yang ada di dalam Renteng tersebut ada pada pengawak saja dan itupun gerakannya dilakukan berulang-ulang membentuk pola lantai lurus ke belakang dengan jumlah ganjil, berputar membentuk lingkaran dengan gerakan yang sederhana yang diulang-ulang sampai terakhir menuju ke luar pura.