Banjir adalah fenomena alam yang terjadi sebagai akibat lebih banyaknya bagian air hujan yang jatuh di suatu area yang mengalir dipermukaan lahan. Bagian air hujan yang menjadi aliran permukaan ini akan berakumulasi sehingga dapat menyebabkan banjir di bagian hilir area tersebut.Lubang Resapan Biopori.
Setiap bidang lahan secara alami mempunyai fungsi hidrologis yaitu meresapkan air hujan yang jatuh di permukaan lahan. Air hujan yang meresap kedalam tanah akan menjadi cadangan air di daerah perakaran tanaman (ditahan dalam pori mikro) dan kelebihannya akan bergerak ke bawah melalui pori makro mengisi cadangan air bawah tanah. Fungsi hidrologis ini secara alamiah dapat dipertahankan secara terus menerus karena adanya vegetasi yang tumbuh menutupi permukaan tanah serta aktivitas beraneka ragam biota yang hidup di dalam tanah. Bagian atas (tajuk) tanaman dapat menahan sebagian air hujan melalui proses intersepsi. Tajuk tanaman dan serasah organik yang dihasilkan akan dapat melindungi permukaan tanah dari tumbukan langsung butir hujan, sehingga agregat dan pori tanah tidak rusak. Air yang sampai ke permukaan tanah dapat meresap ke dalam tanah melalui pori makro di antara agregat tanah dan terowongan-terowongan kecil yang dikenal dengan biopori (biopore). Akar tanaman dan fauna tanah (seperti cacing tanah, rayap, semut dan sebagainya) mampu menciptakan biopori berupa lubang silindris yang sangat efektif menyalurkan air dan udara ke dan di dalam tanah.
Konversi penggunaan lahan menjadi pemukiman menyebabkan fungsi hidrologis tanah terganggu. Sebagian permukaan lahan menjadi kedap karena tertutup tapak bangunan, jalan, dan pengerasan lainnya Bagian lahan terbuka juga mengalami proses pemadatan, dan biopori berkurang karena berkurangnya tanaman dan fauna tanah sebagai pelaku pembuat biopori di dalam tanah. Hal ini mengakibatkan sebagian besar air hujan tidak lagi meresap ke dalam tanah dan bahkan dibuang melalui saluran drainase. Peningkatan jumlah air hujan yang mengalir di permukaan tanah karena berkurangnya laju peresapan air ke dalam tanah, akan menyebabkan banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau, serta berkurangnya cadangan air bawah tanah.
Teknologi konvensional yang telah diperkenalkan untuk peresapan air di kawasan pemukiman adalah pembuatan sumur resapan. Sayangnya dengan teknologi seperti ini tidak semua orang dapat menerapkannya. Sumur resapan memerlukan dimensi cukup besar, sebagian dindingnya perlu dibuat penguatan serta perlu diisi dengan pasir, kerikil, dan ijuk; hal ini dilakukan untuk menghindari longsornya dinding resapan. Bahan pengisi seperti itu tidak dapat digunakan oleh biota tanah sebagai sumber energi dalam penciptaan biopori. Oleh karena itu dalam kasus sumur resapan biopori boleh dikatakan tidak akan terbentuk.
Mengingat kebutuhan air yang terus meningkat dan sumber air utama berasal dari curah hujan, perlu diupayakan rekayasa teknologi peresapan air tepat guna yang dapat efektif meresapkan air hujan ke dalam tanah. Peresapan air hujan yang efektif akan dapat memelihara kelembaban tanah, dan menambah cadangan air bawah tanah (ground water). Dengan demikian akan dapat mencegah banjir dan keretakan tanah yang memicu terjadinya longsor; serta dapat mencegah penurunan permukaan tanah (subsidence) dan intrusi air laut karena kosongnya pori tanah akibat pemanenan air bawah tanah yang berlebihan.
Keunggulan dan Manfaat LRB
Air meresap ke dalam tanah melalui permukaan resapan. Permukaan resapan dapat diperluas dengan membuat lubang secara vertikal ke dalam tanah. Dengan adanya lubang ini maka permukaan resapan menjadi bertambah karena adanya dinding lubang yang akan dapat meresapkan air ke samping melalui permukaan dinding lubang tersebut. Pada kondisi tanah tertentu, perbandingan antara volume air yang harus meresap melalui permukaan resapan dapat menentukan besarnya laju resapan. - Pembuatan LRB diawali dengan penetapan lokasi yang sesuai.
- Selanjutnya siapkan bor LRB berikut perlengkapan lainnya, seperti seember air berikut gayung, pisau atau sendok semen untuk membersihkan tanah dari bor, sedikit semen, pasir, dan sepotong PVC ukuran 3.5’ dan kantong plastik/kertas yang tidak terpakai. untuk mencetak penguat bibir LRB.
- Bila tanah yang akan dibor dalam kondisi kering maka basahi terlebih dahulu tanah tersebut dengan segayung air.
- Selanjutnya posisikan mata bor pada permukaan tanah tersebut.
- Tegakkan tangkai bor secara vertikal dan mulailah memutar stang bor searah jarum jam disertai dengan menekan bor tersebut kedalam tanah.
- Setelah bor masuk sedalam 20 cm atau setelah mata bor terlihat penuh dengan tanah, tarik keluar bor tersebut.
- Pada saat menarik ke atas, bor tetap diputar serah jarum jam. Jangan diputar berlawanan arah, karena dapat menyebabkan tanah terlepas dari mata bor dan jatuh kedalam tanah.
- Dengan menggunakan pisau atau sepotong kayu/bambu atau sendok semen, bersihkan mata bor sehingga terbebas dari tanah.
- Lanjutkan kembali pemboran. Setiap kali mata bor penuh terisi tanah, atau setiap kali bor menembus 20 cm, pemboran dihentikan dan mata bor dibersihkan.
- Begitu seterusnya hingga mencapai kedalaman yang diinginkan, yaitu 100 cm atau kurang bila permukaan air bawah tanahnya lebih dangkal dari 100 cm.
- ila tanah kering sehingga berat pada saat dibor, dianjurkan untuk menyiramnya dengan air terlebih dahulu.
- Setelah lubang LRB siap, segera lubang tersebut diisi dengan sampah organik. Sedapat mungkin hingga penuh. Bila sampah organik tersebut belum tersedia dalam jumlah memadai untuk memenuhi lubang, sampah sementara cukup disumpalkan saja di bagian teratas lubang sehingga tertutup.
- Untuk menjaga kestabilan lubang LRB, bibir lubang dapat diperkuat dengan adukan semen dan pasir. Caranya masukan potongan PVC kedalam LRB sedalam 5-10 cm. Bila perlu bagian atas lubang diperlebar terlebih dahulu sekitar 2-3 cm sebagai tempat bertambatnya adukan. Sebelum dimasukan pipa PVC bagian bawah dilapisi plastik atau kertas agar semen tidak melekat langsung pada pipa. Setelah pipa tepat diposisinya sisipkan adukan semen dan pasir disekiling pipa tersebut. Ratakan permukaannya sehinga sama rata dengan permukaan di sekitarnya. Kemudian biarkan hingga kering. Bila penguat bibir lubang sudah agak mengeras pipa PVC bisa dicabut dari tempatnya (Gambar) dan digunakan untuk mencetak penguat di lubang yang lain.








